Rabu, 03 Mei 2017

Novel fiksi karangan Septino Ardianzah

MICROSCHOPIECHES

BAB 1
Gelanggang Tarung

Aku adalah seorang manusia pecinta seni. Namaku Tino. Yang mempertanyakan apa yang dinamakan kehidupan. Dari berbagai pengalaman hidup yang aku alami. Dari teori-teori yang ku pelajari bahwa waktu berjalan statis dan aku tak tahu apa yang akan terjadi. Ilmu filsafat berkata bahwa semua hal memiliki hak untuk dipertanyakan. Dan aku memebuat kesimpulan bahwa semua hal yang aku pertanyakan tidak aka nada yang bisa menjawab dengan baik. Itulah alasan mengapa aku lebih memilih memahami sesuatu dari pengalamanku sendiri bukan teori yang diciptakan orang-orang sebelumku.
Suatu ketika di sebuah tepian ngarai nan dalam aku berjalan. Kulihat ada beberapa kawanan burung bergerak menuju utara. Disini, ditempat ini aku sering menghabiskan waktu bersantai tanpa melakukan apapun.
            Aku tinggal di desa kecil bernama desa Krein. Di desa ini mayoritas penduduknya adalah petani. Aku sendiri adalah petani. Petani yang menolak menjadi petani. BUdaya bertani diturunkan oleh nenek moyang kami yang bermigrasi dari benua Arai. Aku merasa, sebenarnya aku bisa lebih dari ini. Aku adalah seorang kesatria pemberani. Kesatria pemberani yang dapat mengalahkan siapapun yang menghadangku. Walaupun ini berbanding terbalik dengan tubuhku yang kecil dan tidak memiliki massa otot sama sekali.
Aku memiliki teman bernama Klaus. Dia mahir mencampurkan ramuan kimia. Dia tidak lebih tua dariku, hanya berbanding beberapa bulan saja. Aku berteman dengan dia karena suatu hal. Akan kuceritakan awal aku bertemu dengannya.
            Waktu itu aku sedang melihat pertandingan tarung bebas antar kesatria. Seni pertarungan ini disebut Shilaec. Shilaec adalah seni bertarung tanpa menggunakan alat perang dan hanya mengandalkan kaki serta kepala. Tangan tidak diperbolehkan dalam seni beladiri ini. Waktu itu adalah pertandingan besar antara juara bertahan Shilaec yang disebut The Head Thor, ia adalah pemegang sabuk juara 4 tahun berturut-turut wilayah distrik Krein. Melawan petarung baru bernama Slutter. Slutter memiliki kemampuan Head Quick. Dia bisa mengalahkan lawan-lawan sebelumnya dengan menggerakkan kepalanya selincah mungkin dan mengahkhiri dengan serangan Down Attack. Down Attack adalah tendangan dari bawah yang tepat mengenai kepala musuh. Klaus saat itu datang sendirian. Tentu saja aku belum mengenalnya. Aku persilahkan dia duduk disampingku. Dia tampak misterius, entah apa yang aku rasakan dia terlihat agak aneh dan memiliki sesuatu yang lebih dibandingkan orang lain. Setelah itu aku coba berbicara dengannya tentang pertandingan ini. Secara tidak terduga Klaus memberikan persentasi bahkan biodata lengkap secara lisan kepadaku. Dia memiliki data amat yang sangat tinggi di kepalanya yang  agak besar itu.
            Selain daya amat yang tinggi dia juga memiliki kemampuan di bidang kimia. Suatau saat aku datang ke labnya dan melihat apa yang sedang ia lakukan dengan tikus peliharaannya. Ia menyuntikkan cairan berwarna hijau tua kepada tikus itu. Tidak ada perubahan pada tikus itu. Sehingga aku bertanya kepadannya sebenarnya apa yang sedang ia lakukan. Ia memberitahuku bahwa ia sedang melakukan eksperimen untuk merubah seekor tikus menjadi lebih kecil dari ukuran awalnya. Untuk apa ia melakukan itu? Aku bertanya padanya. Ia menjawab bahwa ini untuk menjawab pertanyaannya. Yaitu apakah material atom makhluk hidup jika diperkecil akan tetap membentuk susunan yang semula atau justru rusak? Aku mengapresiasi tujuan dia untuk melakukan penelitian sendiri, yang bermula dari pertanyaan tentang ilmu yang disukainya.
            Hari itu adalah tanggal 23 Bulan Agustus, aku sangat ingat bahwa beberapa hari lagi aka nada sebuah revolusi besar. Revolusi perubahan persenjataan dari konvensional ke modern dengan mengedepankan kemampuan teknologi. Di dalam otakku makan berkecambuk banyak pertanyaan. Apa yang coba dilakukan oleh manusia-manusia revolusioner ini? Apakah perkembangan peradaban ini meracuni otak mereka yang pada dasarnya manusia?
            Aku pernah membeaca literature beberapa ahli filsafat, yang memberikan kesimpulan semua hal awalnya dari tanah. Ada juga yang menyatakan semua berawal dari air. Mengapa mereka bisa berfikir dengan kompleks seperti itu? Apakah tujuan utama mereka? Tentunya aku membuat hipotesis paradox. Yaitu apakah ada pertanyaan di dalam pertanyaan yang kemudian memberikan jawaban berupa pertanyaan? Aku memang orang yang suka memikirkan hal-hal aneh seperti itu.
            Aku dan Klaus memutuskan untuk menghadiri acara revolusi besar-besaran ini. Tujuannya hanya ingin mengetahui apakah dampak yang ditimbukannya. Klaus dengan sangat gembira memberitahuku bahwa revolusi teknologi akan berjalan bersamaan dengan revolusi kimia. Dalam artian bidang kimia dapat digunakan sebagai senjata ampuh untuk militer.
            Memang, semenjak perang meletus pada tahun Vlukanoid peradaban berubah drastis. Beberapa distrik mulai membangun pertahanan yang lebih untuk mempertahankan kedaulatanya. Padahal jelas-jelas semua manusia sama dan memijak tempat yang sama. Kenapa mereka mempermasalahkan kekuasaan. Otakku sangat peka untuk mengidentifikasi masalah-masalah seperti ini yang justru membuatku semakin mempertanyakan semua ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar